Twitter
RSS

23 Pada Tanggal 23 (Unik Itu Aneh, Aneh Itu Unik)

2
I was born twenty something years ago (sok dirahasia-rahasiain padahal dari judulnya aja udah ketebak), tepat di hari ini. Walaupun mungkin belum cukup banyak pelajaran hidup yang bisa gue maknai dan mengerti (ceillah..!). Terbukti sampai sekarang gue masih gak ngerti kenapa kursi namanya 'kursi'? Kenapa ada kata 'menggeliat', 'mengelilingi', 'MEMIKIRKAN'? Dan yang paling aneh menurut gue, kenapa upil harus dinamain 'upil'? (ketauan deh kurang kerjaan). Ada yang tau jawabannya? Please, tell me! Sebelum ratusan pertanyaan lain yang menumpuk di otak gue kembali menghantui dan minta dipikirkan nasibnya. Sabar ya, pertanyaan-pertanyaan. Suatu hari nanti kalian pasti akan terjawab satu persatu dengan harapan jawabannya masuk akal. Oke lah, sambil mencari jawaban gue masih dan akan terus mencari apa arti hidup di dunia yang fana' ini. Seenggaknya hidup gue gak terlalu sia-sia cuma buat mikirin pertanyaan-pertanyaan macam di atas tadi.

Berhubung hari ini gue ilang tahun, gue akan bercerita sedikit mengenai peristiwa "Lahirnya Diniyah Inayatullah ke Dunia" dengan beberapa keunikan (baca: aneh) yang menyertainya.

Secara akta, tertulis bahwa gue lahir di Jakarta pada tanggal 23 Februari 1988 dari pasangan bapak dan ibu gue sendiri. Bukan bapaknya tetangga gue, apalagi ibunya Justin Bieber. Menurut orang tua gue, kelahiran gue agak sedikit berbeda dengan kakak dan kedua adek gue. Gue lahir waktu usia kandungan ibu belum lagi genap 9 bulan. 8 bulan pun belum. Lebih tepatnya 7 bulan 2 minggu. Kok bisa ya? Kayak apa bentuk gue? Ini pasti dokternya salah ngitung nih. Si Kahfi jago matematika, minta ajarin gih, Dok.

Ketika ibu sedang terlelap tidur, tiba-tiba ia terbangun dan merasakan bahwa di sekeliling tempat tidurnya sudah basah oleh cairan. Sampai-sampai kakak gue yang kala itu masih berusia 3 tahun dan sedang terlelap di samping ibu pun ikut basah akibat cairan itu. Dan ternyata itu adalah air ketuban yang sudah pecah. Untungnya bukan air kran yang bocor, air got, atau air raksa (serem banget!). Sontak ibu mambangunkan bapak dan bergegas menuju rumah sakit. Dokter yang menangani kandungan ibu sedikit kaget. Menurut perkirannya, gue baru akan lahir pada akhir bulan April atau awal bulan Mei. Saat itu pun ibu belum merasakan kontraksi untuk melahirkan. Tapi berhubung cairan ketuban gue sudah pecah dan khawatir akan berbahaya bagi keselamatan ibu dan gue (ternyata kepedulian mereka sudah muncul sejak gue masih dalem perut. Oh terharu..!), maka gue harus (dipaksa) dilahirkan. Dalam keadaan tersebut dan ditambah lagi posisi gue di dalem perut yang kata ibu 'sungsang' (bukan kepala atau kaki tetapi bagian bokong yang lebih dulu keliatan), ibu nolak buat melahirkan dengan jalan operasi. Alhamdulillah, akhirnya dengan keyakinan ibu disertai dengan perjuangan yang ekstra amat sangat keras, gue berhasil dilahirkan secara normal, gak ada unsur human error dari dokter yang salah ngitung usia kandungan (emang segitu), sehat, dan tanpa kurang apapun kecuali otak mungkin. Ya Allah hamba bersyukur dengan keadaan sekarang ini. Dan jadikanlah otak hamba otak yang dapat bekerja secara lebih baik, sedikit lebih pandai, gak aneh, dan normal seperti seorang Albert Einstein. Amin. <-- doa sehari-hari

Sempat terjadi sedikit kecemasan karena saat gue baru aja keluar dari perut, gue gak langsung nangis. Kata ibu, bayi yang baru lahir biasanya nangis dan kalau enggak, dikhawatirkan terjadi sesuatu pada bayi itu. Suster yang saat itu menggendong gue, berusaha membuat gue nangis, dari mulai nepuk-nepuk punggung, nabokin p*nt*t gue, nutup idung gue (bukannya nangis, yang ada gue langsung koit gak bisa napas, Sus), sampai nyubit tangan gue yang meningglkan noktah biru dan sakitnya gak ilang-ilang sampai sekarang (yang terakhir bukan fakta). Setelah beberapa menit, usaha si suster membuahkan hasil. Akhirnya gue nangis, saudara-saudara..!! Gue pun segera mendapatkan perawtan intensif di inkubator. Pasti suasananya mengharukan banget deh. Coba gue bisa inget peristiwa itu. Sayangnya otak gue gak mampu (yaiyalah).

Gue gak pajang foto pas bener-bener baru lahir. Ngeri juga ngeliat seonggok bayi dengan tali pusar masih menjuntai dan badan masih berdarah-darah
Makasih ya Ma, udah melahirkan aku ke dunia. Dan aku akan berusaha menjadi anak yang bisa dibanggakan. Oia maaf Ma, karena aku udah nyusahin dan buat Mama kesakitan saat (dipaksa) melahirkan (mungkin karena aku udah gak sabar pengen liat om Iwan Fals, hehe).
I love you, Mom..
Terima kasih untuk Bapak, Kakak, Keluarga, Dokter, Suster, dan pihak-pihak yang telah terlibat dalam peristiwa "Lahirnya Diniyah Inayatullah ke Dunia"

Keistimewaan (baca: aneh/unik) ternyata bukan terjadi hanya pada saat gue sedang mau akan dilahirkan. Waktu masih di dalem perut dan dokter udah bisa melihat jenis kelamin gue lewat hasil USG, diketahui bahwa gue berjenis laki-laki. Dan ssstt jangan bilang-bilang ya, kata sang Dokter, dari hasil USG itu juga udah keliatan keren-nya gue. Hahaha.. Bapak Ibu gue seneng banget dong bisa punya anak kedua laki-laki. Berarti udah lengkap karena kakak gue kan perempuan. Mereka pun menyiapkan nama anak laki-laki "Era Muhammad Kahfi" (yang akhirnya sekarang jadi nama adek gue yang paling kecil, paling usil dan paling tengil). Tapi tapi tapi.. Yak ternyata pas lahir gue perempuan, pemirsa sekalian! Sampai sekarang dan insyaalah ke depannya gue masih dan harus jadi perempuan kok, masa iya berubah. Ah, kesalahan apalagi yang telah anda perbuat, Dok? Perkiraan tanggal lahir (x). Perkiraan jenis kelamin (x). Kasian lo, Dok dijadiin kambing hitam mulu. Kalau gue jadi lo, pasti gue minta pensiun dini saat itu juga. Tapi dokter adalah dokter yang luar biasa deh *two thumbs up!*

Masalah pemberian nama dan alasan pemberian nama gue? Gak ada masalah sih tapi bukan berarti gak ada alasan juga. Bapak gue pasti punya alasan lah. Mau tau? Alasannya karena waktu bapak mau mengubur ari-ari gue, bapak melintasi sebuah bangunan bertuliskan "Diniyah". Dari sanalah kemudian bapak memberikan nama hebat "Diniyah Inayatullah" yang artinya... Ah, kata pujangga Shakespear: apalah arti sebuah nama. Yaa, pokoknya gitu lah. Bapak gue yang paling tau dan ngerti apa maksud dan arti nama itu.

That's the real me! Uyee..


Thinking About Nothing

2
Berpikir. Berpikir. Berpikir.
Yak, itulah hal yang gue lakuin dari tadi sore, petang hingga malam hari. Gak tau dan gak jelas juga sih apa yang dipikirin. Sinting! Berawal dari sebuah benda bundar bernama bola, yang gue liat di kamar Kahfi. Selanjutnya timbullah pertanyaan-pertanyaan macam ini: Kenapa bola bentuknya bundar? Siapa orang yang pertama kali nyiptain bola? Siapa yang kepikiran nyari rumus luas (4.phi.r.r) dan volume (4/3.phi.r.t.t.t) bola? Ada gak sih rumus buat nyari luas atau volume bintang? Kenapa ada sepak bola? Kenapa ada bola basket, bola voli, bola pingpong? Dan yang paling aneh, kenapa bola namanya 'bola'? Sebagai orang bodoh dan awam, gue gak tau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Maklumi saja. Kalau ada yang bisa bantu jawab, gue bakal jadiin sebagai temanku guruku dan selanjutnya akan meningkat menjadi temanku profesorku segala tau karena gue mungkin akan bertanya lagi tentang nyamuk, bingkai foto, atau kursi. (Di sisi lain gue berpikir, masih adakah yang mau berteman sama gue?!) Oh tidak! Ini harus segera dihentikan!


Tapi semakin segera ingin menghentikan pikiran-pikiran yang ganggu itu, otak gue semakin bekerja untuk memikirkan lagi hal lainnya. Campur-campur deh. Ya pengen makan mie ayam lah, pengen foto bareng SM*SH, pengen jadi mahasiswa baru lagi, pengen punya usaha fotocopy dan jual ATK, pengen nikah di usia 25 (amin ya Allah), pengen punya anak kembar, pengen bikin agrowisata, dan pengen-pengen lainnya (kalau dibaca-baca kata 'pengen' itu Bahasa Indonesia yang baik bukan sih, kok aneh yah? tapi au ah, pokoknya maksudnya: pengen = keinginan). Sampai akhirnya gue pengen pergi ke bulan. Ini gara-gara gue tadi lagi ngeliatin bulan, yang kata beberapa temen gue di twitter 'malam ini bulan bentuknya bulat penuh'. Tapi setelah gue liat, nggak ah. Gak keliatan deng, ketutup awan. Jadi inget, ada yang bilang: hiduplah dari mimpi (ex #12) dan mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia (Nidji). Pengen (baca: keinginan) yang gue pikirkan tadi, walaupun ada yang terukur dan lebih banyak yang gak terukur buat diri gue, tapi itu adalah bagian dari mimpi gue. Sah-sah aja kan? Hehehe..


Akhirnya gue pun merenung, ada gak sih yang bisa gue lakuin selain mikirin apapun yang gue pikirin itu?  Dan... tring! tring! tring! (ceritanya timbul bola lampu). Akhirnya gue kepikiran buat memantau aktivitas orang-orang di rumah gue (di antara jam 8.30-9.30 PM). Here they are... 

Kahfi, si bocah sotoy yang lagi sibuk berpose buat meng-update profil picture facebook-nya

Mama, sang penggemar berat sinetron Cinta Fitri Season 7, lagi gemes memperhatikan tokoh Mischa yang terlihat bodoh dengan penyamarannya. Si Mama keliatan dasternya doang. (Gede bener Ma, diet napa?)

Bokap gue yang penasaran sama Zuma Deluxe karena udah sebulan tiap malam minggu mainin game ini tapi selalu mengalami game over di level 8

Di mana foto gue? Gak ada. Kan ceritanya lagi moto-motoin orang rumah. Tapi ini deh ada foto bulan dari balkon rumah.
Boro-boro mau bilang malam ini bulan bentuknya bulat penuh kayak apa yang diomongin temen-temen, gak keliatan si bulan-nya juga.

Setelah melakukan hal-hal tadi, akhirnya gue memutuskan untuk main game Spider Solitaire dan Sudoku. Mereka selalu bikin penasaran deh. Uyee.. Padahal Undang-Undang No.7 Tahun 2004, PP No.20 Tahun 2006, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri No 390 Tahun 2007 dan turunan-turunannya masih menjadi PR! Santai besok kan masih libur.


Nah sambil nunggu ngantuk, gue pun iseng-iseng bikin postingan ini ditemenin lagu-lagu Bruno Mars terutama yang Talking To The Moon. Bukan karena liriknya atau apa, tapi ini semata-mata akibat ngeliat bola yang bentuknya mirip bulan (apa kebalik?) dan bulan yang malam ini gak terlihat bulat penuh buat gue. Yaa, setidaknya ada kata 'moon' lah di judulnya. Hahaha..


Dear Brain, will you stop thinking so much and let me sleep?


Senang Tapi Random

2
Haaaaiii, hari ini gue sedang merasakan ga enak badan. Semua karena batuk yang tak kunjung henti. Jangan sampai gue mengalami batuk 100 hari seperti yang telah lebih dulu dialami dua orang temen gue yang malang. Amin..

Ada yang pernah mengalami hari-hari menyenangkan? Gue baru saja mengalaminya kemaren (setelah sekian lama gue kehilangan hari-hari gue yang menyenangkan <-- hiperbola). Seneng dan girang deh pokoknya. Tapi ini sama sekali gak ada hubungannya sama menang undian, hehe. Kemaren gue ngambil transkrip nilai gue ke kampus tercinta (Unpad pasti bangga pernah memiliki mahasiswa seperti gue yang keren, berprestasi dan mencintai kampusnya). Tenang, Pad, itu belum seberapa. Hahaha.. Ngaco! Baiklah, gue gak tau kenapa gue kegirangan kemaren, karena seperti biasanya apapun yang gue alami, rasakan dan perbuat sering tidak beralasan. Harap maklum.

Berangkat ke Jatinangor gue dianter bapak gue ke pool Primajasa, naek motor. Si Kahfi minta ikut. Setelah kita bertiga nangkring di motor (Kahfi duduk di tengah), bapak gue bilang "Udah siap ya.." (sambil ngegas). Tiba-tiba Kahfi menjerit "Aw, aw, aw!!! Sakiiittt, tit*t aku kejepit, kedudukan Bapak!". Hahaha, mungkin hal ini yang mengawali kesenangan gue seharian kemaren. Pengalaman tadi udah dialami Kahfi kurang lebih 3 kali. Pokoknya kalau Kahfi menderita, gue seneng dan bahagia. Makasih Fi, karena disaat kamu menderita dan menyusahkan orang lain ternyata masih ada orang yang seneng, bahagia sekaligus terhibur, yaitu aku.. :)

Bus berangkat, gue langsung berusaha tidur karena malamnya gue baru tidur 3 jam. Ngantuk, tapi gak bisa tidur juga (mungkin karena si hawa senang -_-"??). Gak sadar, bus gue udah ada di Rest Area km57 buat isi bensin dan check point. Terus, ada ibu yang bawa anak bayi baru mau naek bus gue. Bus yang gue tumpangi itu udah penuh dan si kondektur juga udah ngasih tau ibu itu. Tapi karena hujan si ibu tetep keukeuh langsung naek, sambil celingak-celinguk. Mungkin dia berpikir dan berharap kali aja masih ada kursi kosong yang tersisa. Sebagai makhluk yang memiliki jiwa sosial (preett!!), gue gak tega dong. Akhirnya terjadilah percakapan ini:

Gue: Ibu duduk di sini aja. (sambil berdiri dan mempersilakan si ibu duduk di kursi gue)
Si Ibu: Gak apa-apa? Terus Neng duduk dimana?
Gue: Gapapa. Aku duduk disana aja, Bu. (sambil nunjuk ke arah bawah tv bus, deket pintu depan)
Si Ibu: Makasih ya, Neng..
Gue: Don't mention it, Bu. Tolong bayarin ongkos aku aja ya.. (engga deng, gue cuma bilang "Sama-sama, Bu..")

Lalu gue pindah duduk ke lokasi yang gue tunjuk tadi. Ngampar di bawah beralaskan kardus, sampai Cileunyi. Pokoknya kalau yang biasa naek Primajasa Jakarta-Tasik/Garut atau Lebak Bulus-Tasik/Garut, tau lah gimana kondisinya. Tapi gue ikhlas kok. Mungkin ini juga karena gue lagi seneng aja, biasanya kalau menghadapi hal serupa, gue mah pura-pura tidur. Hahaha..  Nggak, nggak, gue kan punya salah satu prinsip hidup untuk bermanfaat bagi orang lain (gayagayaan, padahal aslinya gue sering nyusahin orang lain). Oia pada kesempatan ini gue juga mau mengingatkan para lelaki. Hai, para lelaki yang kemaren satu Primajasa sama gue, di mana mental kelaki-lakian kalian..??!! Gila, segitu banyaknya laki, ngeliat si Ibu itu gak ada yang tergerak hatinya satupun.

Di kampus, gue seneng ngeliat hilir mudik mahasiswa dengan kesibukan masing-masing. (belagu, hehe). Unpad juga kelihatan meriah deh kemaren <-- norak, baru juga 3 bulan hengkang dari Unpad. Tidak lupa gue mengucapkan Selamat kepada LIA MERLINA, SP. atas gelar SP yang baru diraihnya kemaren itu. Maaf, telat datang dan gak bisa menyaksikan detik-detik setelah aksi pembantaian tiga dosen kamu. Sekali lagi, congrats and welcome the club (para pencari kerja)!! Hahaha..

Tadinya gue mau nemenin temen gue (baca: numpang nginep) di kosan dia, sekalian mau kontrol gigi. Tapi gue ngerasa udah gak enak badan. Jadi gue urungkan niat itu, lalu pulang. Beeeuuuh nunggu bus 1,5 jam. Untung gak keburu lumutan. Tapi gapapa, gue malah bisa menikmati pemandangan sepanjang tol Cipularang pada malam hari (sebenernya gak keliatan apa-apa selain gelap). Eittss, coba lihat secara seksama. Sesekali nampak cahaya lampu-lampu yang didominasi warna putih dan kuning. Gue suka banget nih sama yang beginian. Keliatannya..... yah asik aja gitu. Walaupun di sepanjang jalan hujan deras dan gue di dalam bus meringkuk super kedinginan, menggigil. Kalau aja bukan malam hari, di luar tidak hujan dan bukan berada di tengah-tengah jalan tol, mungkin gue lebih pilih turun. Nyetopin becak dan gue yang bakal goes becaknya biar panaaasss berkeringat.

Sampai di rumah, gue terganggu dengan kehadiran teman chit chat gue baru-baru ini. Yang ngakunya dia batman, teman chit chat terpidana mati <-- bakat baru dia, otaknya sempit dan sudah bergeser, senjata pemusnah massal, nasibnya kurang beruntung, dan hampir segala hal negatif melekat sama dia. Mudah-mudahan dia gak baca postingan ini. Bisa digorok leher gue. Tapi gue mau berterima kasih sama dia. Thanks, kung!

Waktunya minum obat. Beruntunglah kalian yang jago minum obat (tablet)! Gue gabisa melakukannya. Jadi sekarang gue harus menggerus si tablet-tablet siyalan ini menjadi puyer. Semangat! fiuuhh..

Dunia Itu Sementara

3
Bangun tidur (setelah abis sholat Shubuh gue tidur lagi) pagi tadi, gue dikagetkan dengan suara sumbang kakak gue.

Di kamar pada jam 08.30 AM..
Kakak gue: (dengan brutalnya) Eh Junott, banguuun!!
Gue: Eeehh.. (sambil meluk guling dan mata kembali merem) <-- gue baru tidur jam 2 pagi.
Kakak gue: (lebih brutal) Bangun!! Bangun!! Bangun!!
Gue: Iyaaaa.. (tapi tetep merem lagi)
Kakak gue: Tuh, tuh. Adjie Massaid meninggal..
Gue: Apaaaaaa..?? Kenapa..??

Sontak gue bangun. Kaget abis. Ini mata langsung melek sama sekali. You know why?? Karena yang meninggal adalah salah satu aktor/model/anggota DPR yang gue idolakan. You know why?? Karena sang idola merupakan salah satu pasangan selebritis yang gue suka, waktu masih sama Reza Artamevia. Makanya perceraian mereka sangat gue sayangkan <-- Lah, siapa gue?? Gak tau kenapa dulu gue suka sama pasangan itu. Di samping ada tiga pasangan selebritis lainnya yaitu Primus-Jihan, Wulan Guritno-Atilla (yang sekarang udah cerai juga), dan Teuku Firman-Cindy Fatika. Oia, belum lama ini bertambah satu pasangan selebritis yang gue suka yaitu Fadli atau Fadhlan-Istri (gue gak tau siapa nama mereka sebenernya). Pokoknya yang suka ada di acara Happy Holiday Tranz-7. Dan gue juga suka sama acara itu. Tunggu, tunggu, ini kenapa jadi agak ngegosip -_-"

Ternyata hidup itu emang cuma persinggahan sementara. Usia manusia, gak ada yang tahu. Di saat kita lagi asik baca buku, main bola, ketawa-ketawa, roll depan roll belakang, atau duduk manis sambil nonton dvd, belum tentu 1 jam bahkan 5 menit kemudian kita masih bisa melakukan hal-hal tadi. Dan tanpa kita sadari, kita semakin mendekati sama yang namanya kematian. Sudah siapkah kamu menghadapinya??

Kalau gue sih jujur, belum sama sekali. Hidup gue kayaknya masih lebih didominasi sama hal-hal gak penting, terlalu duniawi, dan masih harus mencari perbekalan buat di akhirat. Dosa-dosa yang tanpa sadar gue perbuat dari yang kecil sampe yang gede. Ngomong aja, gue masih sering bikin dosa. Mulut gue 'kadang' gak menerapkan etika perkataan (apa sih??) dengan kata-kata bar-bar nya yang maksudnya becanda (mungkin).  Hehe.. Tapi ini semua akibat pengaruh lingkungan pergaulan gue dengan teman-teman yang sukses membawa gue kepada kesesatan yang membabi buta. Tuh kan.. Oh, maafkan aku teman-teman. Aku sayang kalian, tapi aku hanya ingin berkata jujur. Hahaha..

Gue termasuk orang yang cengeng saat ada kerabat yang meninggal. Gue bisa nangis kejer karena ngebayangin kalau yang terbaring itu gue, yang siap ditimbun tanah itu gue. Tapi sebisa mungkin gue tahan karena gue gengsi (bahkan disaat berduka pun gue masih mikirin gengsi). Iya lah, orang macam gue nangis di depan keluarga? Bisa turun reputasi gue sebagai anak lincah nan tengil dan jauh dari kata menangis. Sebenernya ada gak sih korelasi antar kalimat-kalimat gue di atas tadi? Sepertinya tidak. Nangis di saat sedih dan berduka, bukankah itu suatu kewajaran? Tapi buat gue reputasi gue juga penting (tetep yah, haha..) Kadang gue berpikir, kalau gue meninggal apakah bapak ibu gue bakal nangisin gue? Apakah kakak dan adek-adek gue juga bakal nangisin gue? Saudara-saudara, teman-teman, tetangga-tetangga, apa mereka juga bakal kehilangan gue? Terus gimana nasib hamster-hamster Kahfi di rumah? Siapa yang bakal nyiksa mereka? Pasti mereka akan merindukan ulah sadis gue. Hal-hal tersebut mungkin sepatutnya tidak  dipikirkan karena sama sekali gak penting (gue emang kadang gak bisa membedakan mana yang seharusnya diprioritaskan). 

Pertanyaannya, apakah kamu sudah siap jika waktumu sudah tiba? Seharusnya harus selalu siap karena kematian bisa datang kapanpun juga. Maka dari itu mari kita banyak-banyak mengumpulkan perbekalan akhirat.

Lagu ini selalu bikin gue sedih dan terenyuh T.T



Bila waktu telah memanggil, teman sejati hanyalah amal..
Bila waktu telah terhenti, teman sejati tinggalah sepi..


2010 (Tidak) Sama Dengan Tahun Galau??

2
GALAU. Menurut pengamatan gue, itu kata lagi lumayan ngehits di kalangan anak muda jaman sekarang. Jadi gue bakal menggunakan istilah itu di cerita gue kali ini, berhubung gue adalah bagian dari anak muda jaman sekarang. Hahaha..

Oke, dari kemaren gue denger di tv banyak juga orang yang lagi pada ngomongin tahun baru imlek dan shio kelinci. Hampir ngalahin pemberitaan Husein Mubarak atau WNI dari Mesir yang mulai berdatangan ke Indonesia. Adek gue, Kahfi, sampai pengen pelihara kelinci karena begitu maraknya orang membicarakan kelinci. Plis Fi, 3 hamster, ikan yang udah ga kehitung jumlahnya dan 3 ayam kamu itu udah cukup ganggu hidup aku!! Jangan lagi kamu berniat untuk pelihara kelinci lah. Gue gak demen banget sama kelinci, kucing, hamster, dan hewan berbulu lainnya. Sumpah, geli..!!

Balik lagi ke imlek dan perkelincian. Sebenernya gue bukan orang yang percaya sama yang berbau-bau shio, ramalan bintang atau sejenisnya. Walaupun kadang-kadang penasaran juga, haha.. Nah, kemaren waktu bapak gue nyetel Metro TV ada pemberitaan tentang tahun kelinci. kedengerannya kepotong-potong, abis channelnya digonta-ganti mulu. Pokoknya yang gue tangkap sekilas adalah bahwa: tahun (2011) kelinci ini akan lebih adem, tidak seperti tahun macan (2010) yang hawanya penuh emosi.

Omaygat!! 2010 emosi..!! Kabar tadi membawa gue flashback ke masa-masa gue melewati tahun 2010. Tahun yang penuh kegalauan, menguras emosi dan air mata. Hahaha.. Betapa tidak!! Begitu banyak galau yang menyergap hidup gue, merasuki jiwa dan perlahan-lahan semakin memasuki alam bawah sadar gue menuju kegalauan level teratas. Dari mulai urusan rumah, mantan pacar, skripsi, bahkan lagi maen game pun, gue galau maaannn!! Tapi beruntunglah gue karena selalu ada temen gue, Yulia Miss Super Galau 2010. Hidup dia di 2010 (jauh) lebih galau daripada gue. Ada yang berani ngalahin??

Pose bareng Yulia. Teman baik yang selalu bisa diajak gaul (baca: galau) bareng
Gue inget, jaman galau itu gue sering melakukan hal tolol seperti ngedengerin lagu tertentu (yang gue rasa kena banget liriknya ke gue) berulang-ulang karena sengaja di set cuma ada satu lagu itu doang di playlist iTunes. Didengerin sepanjang hari sambil diem di kamar kosan. Kasian teman-teman kosan gue, yang pasti mereka menderita banget dan langsung kepikiran buat pindah kosan detik itu juga. Begitulah kawan kalau sedang galau! Apakah kamu pernah melakukannya juga? Gue harap tidak dan jangan sekali-kali mencoba karena sama sekali ga ngebantu!

Selanjutnya kegalauan juga pernah menimpa gue dan memaksa gue bertindak tidak masuk akal. Gue pernah bertindak mubazir karena telah menginjak-injak sekotak tiramizu yang gue beli sendiri. Bukan karena basi, ada hamster di dalamnya, atau karena itu tiramizu bisa ngomong terus ngatain gue. BUKAN!! Tapi karena..... ah jangan diinget lagi, maluuu. Hehehe.. Maafkan, padahal gue tau di luar sana masih banyak orang-orang yang kekurangan. Terus gue pernah jalan kaki sambil gerimis-gerimisan sepanjang jalan Leuwi Panjang-Gedebage (Bandung). Dramatis sekali..!! Aksi gue yang satu itu adalah sisi negatif dari kebanyakan nonton sinetron. Jangan ditiru!! Skripsi gue yang gak selesai-selesai saat itu juga membuat gue lagi-lagi galau. Salah gue sendiri, ribet sih orangnya. Skripsi udah 198 halaman masih juga pengen nambahin pembahasan. Padahal isi pokoknya cuma 50 halaman. Yang lainnya?? Tebak sendiri, atau baca skripsi gue yang totalnya 215 halaman. Kejang-kejang deh lo!! Atau lo pilih bunuh diri?? Hahaha..

Kegalauan gue semakin complicated saat gue mendapati bahwa uang bulanan gue dipotong tanpa pemberitahuan lebih dulu dan deal-dealan berapa persen potongannya. Alasannya karena gue gak bisa lulus dengan segera. Tapi semakin dipotong gue akan semakin borooosss, hahaha.. Kalau udah begitu gue segera mendekat, merapat dan memuja-muja kakak dan adek gue (Dea) untuk memback-up gue yang lemah tidak berdaya karena pemotongan uang bulanan. Gak ada harga diri banget kayaknya. Bodo amat ah..!!

Galau oh Galau. Semoga kamu tidak kembali menyergap hidup saya, merasuki jiwa dan perlahan-lahan semakin memasuki alam bawah sadar saya menuju kegalauan level teratas. Katanya ini kan tahun adem jadi kita berdamai dulu ya, Lau. Piss!!

Udah dulu. Si Kahfi pipinya kejedot pintu dan nangis-nangis. Gue pengen menyaksikannya sambil menikmati segelas susu dingin dan oreo.